PERAN STRATEGIS “YOUTH HALAL TOURISM ZONE” DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL
PERAN STRATEGIS “YOUTH HALAL TOURISM ZONE”
DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL
Soritua Ahmad Ramdani Harahap
Universitas Darussalam Gontor
Pengembangan
pariwisata di Indonesia saat ini memiliki potensi besar dalam mengembangkan
pariwisata yang berbasis syariah, dengan mengingat sebagian besar penduduknya
adalah muslim dan adanya faktor pendukung seperti ketersediaan produk halal. Berdasarkan
data yang ada, Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama islam secara alami
telah menjalankan kehidupan yang islami sehingga disebagian besar wilayahnya
merupakan destinasi wisata yang paling ramah terhadap wisatawan muslim. Terkait
kebutuhan umat islam dunia dari 6,8 milyar lebih penduduk dunia atau sekitar
23% adalah muslim. Bahkan di Indonesia penganut islam diperkirakan mencapai
angka 203 jiwa atau sekitar 88,2% dari jumlah penduduk yang ada.[1]
Dewasa ini, wisata halal menjadi sebuah kebutuhan bagi
setiap manusia sebagai bentuk aktualisasi diri untuk menambah pengalaman,
pengetahuan baru serta menghilangkan suatu kepenatan dari rutinitas
sehari-hari. Umat muslim yang tersebar di negara - negara Arab dan Timur Tengah
juga merasakan hal yang sama, banyaknya publikasi dan promosi pariwisata
melalui internet menjadi faktor penarik wisatawan muslim untuk berwisata. Dari
data yang ditemukan di perusahaan Halal
Friendly Travel And Tourism bahwasanya potensi terhadap pasar untuk
pengembangan wisata halal (muslim) sangatlah besar, jika dilihat dari populasi
muslim di dunia sebanyak 1,8 milyar atau sekitar 28% dari total populasi dunia
sebesar 6,4 miliar yang tersebar di 148 negara. Dari total muslim di dunia, 62%
berasal dari Asia Pasifik atau dengan jumlah 972 juta. Diperkirakan perolehan
devisa dari pariwisata mencapai USD 8.5 miliar.[2]
Walapun demikian, Indonesia belum bisa memanfaatkan
kesempatan emas ini dengan sangat baik. Sebagai negara yang memiliki tempat
wisata yang cukup banyak, mulai dari
destinasi wisata halal, produk makanan halal dan lain sebagainya, seharusnya
Indonesia mendapatkan keuntungan yang besar dari sektor ini. Akan tetapi hal
tersebut belum bisa tercapai. Hal ini disebabkan karena kurangnya minat generasi
muda terhadap produk halal. Dari kurangnya minat tersebut menyebabkan ketidaktahuan
wisatawan terhadap halal food dan halal destination. Dan itu semua berawal dari kurangnya promosi
wisata halal di Indonesia dari segi business sephstication dan inovasi. Dari
permasalahan diatas, essai ini mencoba memberikan sebuah tawaran konsep untuk
menjawab berbagai permasalahan diatas dengan konsep youth halal tourism zone
yang mana diharapkan mampu untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional.
Dalam era globalisasi ini,
sektor pariwisata merupakan industri terbesar dan terkuat dalam upaya
peningkatan dalam pembiayaan ekonomi nasional. Salah satu langkah awal yang
bisa diterapkan adalah menjadikan generasi muda sebagai salah satu target awal
pengenalan akan wisata halal. Ini sangat diperlukan dikarenakan generasi muda
memiliki jiwa berwisata yang sangat tinggi dibandingkan orang tua. Permasalahan
yang kita dapati saat ini, generasi muda yang ada di luar negeri dan dalam
negeri belum sepenuhnya mengetahui tentang wisata halal. Dari ketidaktahuan
ini, para generasi muda juga belum sepenuhnya mengenal tentang produk halal.
Bisa diambil contoh yaitu disalah
satu kota di Indonesia yaitu kota Bandung, pada saat tahun 2015 tercatat ada
382 hotel dengan berbagai klasifikasi yang tersebar di kota tersebut.[3]
Dengan total 16.582 kamar. Rata-rata hotel tersebut adalah hotel konvensional,
masih sangat sedikit yang menerapkan hotel berbasis syariah. Selain itu, dari
sekitar 12 ribu restoran dan rumah makan yang ada di tersebut, hanya sedikit di
antaranya yang memiliki sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Akan
tetapi pada saat ini kota bandung sudah mulai beralih untuk lebih meningkatkan
wisata halal, mulai dari produk halal dan destinasi halal. Dan sekarang kota
Bandung menjadi sebagai salah satu kawasan destinasi halal yang mulai banyak
dikunjungi para wisatawan dari anak muda sampai orang dewasa.[4]
Yang mana kota ini menyediakan tempat wisata muslim yang asyik untuk dikunjungi
ketika berlibur.
Adanya peran dari generasi muda
yang telah mengetahui wisata halal tadi, akan menjadi magnet pengundang para
wisatawan ataupun visitor ke tempat wisata tersebut. Wisata halal ini
menjadi gerbang utama untuk wisatawan mengenal dan menikmati produk halal.
Disinilah peran penting dari youth halal tourism zone untuk memperkenalkan
apa yang ada diarea tempat wisata halal tersebut. Dengan zona ini, akan
didapati berbagai macam aneka ragam makanan halal yang telah disertifikasi logo
halal MUI. Para wisatawan juga bisa bertransaksi dengan sistem keuangan bank
syariah yang ada di area wisata tersebut sehingga jauh dari riba. Di area
wisata tersebut juga telah disediakan apotik dan penjualan kosmetik yang
berlabel halal sehingga tidak ragu untuk membeli dan menggunakannya. Para
wisatawan juga bisa membeli oleh-oleh berupa fashion yang sesuai dengan
syariah. Serta iklan, media dan hiburan yang ada ditempat wisata tersebut
memiliki unsur-unsur islami sehingga membuat nyaman para wisatawan untuk
menikmati wisatanya.
Pada hakikatnya, wisata halal
bukan hanya wisata untuk bersenang-senang belaka dengan menghabiskan waktu,
melainkan memperkaya wawasan keagamaan dan memperdalam rasa spiritual.
Perjalanan keagamaan yang ditujukan untuk memenuhi rasa spiritual yang
berisikan hikmah-hikmah dan menikmati makanan yang halal khas daerah tersebut
dalam berwisata. Dengan demikian, maka semestinya tujuan wisata halal tidaklah
sempit, namun memiliki cakupan yang sangat luas, artinya tempat yang menjadi
tujuan wisata halal tidak terbatas makam para wali saja, namun mencakup setiap
tempat yang bisa menciptakan suasana cita rasa religius, baik itu pemakaman
para wali, masjid peninggalan kesejarahan islam, tempat bersejarah, pemandangan,
pantai atau tempat-tempat yang dapat menyampaikan pada tujuan yang dikehendaki
dalam pariwisata halal.
Pembangunan kepariwisataan
halal mampu memberikan kontribusi yang nyata dalam upaya-upaya pelestarian
budaya suatu negara atau daerah yang meliputi perlindungan, pengembangan dan
pemanfaatan budaya negara atau daerah.[5]
Dengan ini semua, kita dapat memperkenalkan kearifan lokal budaya kita yang
mana masih alami. Kearifan lokal ini menjdikan kunci utama untuk mengundang
para wisatawan asing maupun domestik untuk bisa berkunjung ke tempat wisata
halal yang ada di Indonesia, terutama untuk kalangan anak muda yang gemar
mencari tempat wisata yang alami dan pemandangan yang indah.
Dengan semakin kompleks dan
tingginya tingkat persaingan dalam mendatangkan wisatawan ke suatu destinasi
wisata halal, kebutuhan akan teknologi tinggi khususnya teknologi industri akan
mendorong destinasi disuatu pariwisata halal dengan mengembangkan kemampuan
penerapan teknologi terkini mereka.[6]
Peran generasi muda sangat membantu untuk mendorong mempromosikan wisata halal
yang ada di Indonesia ke sanak famili atau teman-teman yang ada di luar negeri
maupun dalam negeri. Peran teknologi sangatlah dibutuhkan untuk membuat
aplikasi yang dapat menunjukan para wisatawan ataupun visitor yang
datang ke Indonesia untuk berwisata halal. Aplikasi ini diharapkan dapat
mempermudah promosi ke luar dan dalam negeri serta mempermudah para pengunjung
untuk memilih tempat wisata halal yang ada di Indonesia. Keterbatasan
indonesia untuk meningkakan pembangunan ekonomi nasional menjadikan pariwisata
halal sebagai salah satu sektor andalan sumber pendukung untuk meningkatkan
pembangunan ekonomi nasional. Melalui pariwisata halal ini akan meningkatkan
ekonomi masyarakat suatu daerah dengan aktivitas bisnis wisata halal yang
terintegrasi dengan Halal food, halal finance, halal pharmacy
& cosmetic, halal fashion, dan halal media. Keenam integrasi ini
sangat erat kaitannya dengan wisata halal.
Youth
halal tourism zone ini diharapkan menjadi salah satu konsep yang baru untuk
menjadi acuan untuk pemerintah, praktisi bisnis, akademisi, komunitas
masyarakat, media dalam rangka membangun ekonomi nasional. Dengan adanya konsep
ini akan memacu setiap daerah wisata untuk membuat zona-zona tersebut
didaerahnya masing-masing. Sehingga, ketika berbagai daerah di Indonesia
berhasil membuat zona-zona ini akan turut mendukung pembangunan ekonomi
nasional.
Daftar Pustaka
· Soebagyo, (2012) Strategi Pengembangan Pariwisata di
Indonesia, jurnal Liquidity. Jakarta Selatan
· Ariqa Nuwilda Sugiarti, (2015) Strategi Pengembangan Pariwisata Syariah
Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Muslim Domestik dan Mancanegara di Kota
Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia
· Sapta Nirwandar, (2013) Pembangunan Sektor Pariwisata di Era Otonomi
Daerah,
· Marceilla Hidayat, (2011) Strategi Perencanaan dan Pengembangan Objek
Wisata ( Studi Kasus pantai Pangandaran kabupaten Ciamis Jawa barat,
Tourism and hospitality Essentials The Journal
· Departemen Kebudayaan dan Parawisata RI, (2005) Rencana Strategis
Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata Nasional 2005-2009, Jakarta
· https://direktori-wisata.com/tempat-wisata-halal-muslim-di-bandung/diakses pada tanggal 1 Maret
2017 jam: 11.45
[1] Ariqa
Nuwilda Sugiarti, Strategi Pengembangan Pariwisata Syariah Untuk
Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Muslim Domestik dan Mancanegara di Kota
Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia. 2015, hal 1
[2] Soebagyo, Strategi
Pengembangan Pariwisata di Indonesia, jurnal Liquidity Vol.1, No. 2,
Juli-Desember 2012, hal. 153
[3] Ariqa Nuwilda Sugiarti, Strategi Pengembangan
Pariwisata Syariah Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Muslim Domestik dan
Mancanegara di Kota Bandung, hal 6
[4]
https://direktori-wisata.com/tempat-wisata-halal-muslim-di-bandung/diakses pada tanggal 1 Maret
2017 jam: 11.45
[5] Marceilla
Hidayat, (2011) Strategi Perencanaan dan Pengembangan Objek Wisata ( Studi
Kasus pantai Pangandaran kabupaten Ciamis Jawa barat, Tourism and
hospitality Essentials The Journal, Vol. 1, 2011. Hal 35
[6] Departemen
Kebudayaan dan Parawisata RI, Rencana Strategis Pembangunan Kebudayaan dan
Pariwisata Nasional 2005-2009, Jakarta: 2005
Komentar
Posting Komentar