Cara Membuat hati Tenang menurut islam

Sahabat yang dimuliakan,
Hakikat sebenarnya, tak ada seorang pun yang bisa terlepas dari masalah kehidupan. Itulah sunatullah yang berlaku di dunia. Kekayaan, pangkat dan jabatan takkan mampu menghalangi 
sunatullah.
Namun demikian, Islam memberikan semua penyelesaian terhadap tekanan hidup yang dialami agar jiwa tetap dalam keadaan tenang. Islam telah memberikan penyelesaian untuk menghadapi tekanan hidup. Berikut adalah langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mendapat ketenangan jiwa:
1. Membaca dan mendengarkan al-Qur'an.
Suatu ketika seseorang datang kepada Ibnu Mas’ud, salah seorang sahabat utama Rasulullah SAW. Ia mengeluh, “Wahai Ibnu Mas’ud, nasihatilah aku dan berilah obat bagi jiwaku yang gelisah ini. Hari-hariku penuh dengan perasaan tak tenteram, jiwaku gelisah, dan fikiranku kusut. Makan tak lalu, tidur pun tak lena," kata orang tersebut. 
Ibnu Mas’ud menjawab, ”Kalau penyakit itu yang menimpamu, maka bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat: Pertama, tempat orang membaca al-Quran. Engkau baca al-Quran atau engkau dengar baik-baik orang yang membacanya. Kedua, engkau pergi ke majelis ilmu yang mengingatkan hatimu untuk taat kepada Allah. Ketiga, engkau cari waktu dan tempat yang sunyi, di sana engkau berkhalwat mengabdikan diri kepada Allah.
Nasihat sahabat Nabi itu segera dilaksanakan orang tersebut. Sampai saja di rumah, segera ia berwudhu kemudian diambilnya al-Qur'an dan dibacanya dengan khusyuk. Selesai membaca, ia segera dapati hatinya memperoleh ketenteraman, dan jiwanya pun tenang. Fikirannya segar kembali, hidupnya terasa tentram kembali. Padahal, ia baru melaksanakan satu dari tiga nasihat yang disampaikan sahabat Rasulullah SAW tersebut.
2. Menyayangi orang miskin.
Rasulullah SAW memerintahkan kepada Muslim yang punya kelebihan harta untuk memberikan perhatian kepada orang miskin. Pada hakikatnya, sikap dermawan itu bisa mendatangkan ketenangan jiwa. Mengapa? Dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa para Malaikat selalu mendoakan orang-orang dermawan: 
Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya :“Setiap pagi hari dua Malaikat senantiasa mendampingi setiap orang. Salah satunya mengucapkan do'a: ' Ya Allah! Berikanlah balasan kepada orang yang bersedekah. Dan Malaikat yang kedua pun berdo'a :' Ya Allah! Berikanlah kepada orang yang bakhil/pelit itu kebinasaan." Dari hadist tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang dermawan itu memperoleh dua balasan. Pertama, ia mendapatkan ganjaran atas apa yang diberikannya kepada orang lain. Kedua, mendapatkan limpahan ketenangan jiwa dan kasih sayang dari Allah Ta'ala.
3. Melihat orang yang di bawah, jangan lihat orang di atas.
Ketenangan jiwa akan diperoleh jika kita senantiasa bersyukur atas segala pemberian Allah Ta'ala. Rasa syukur itu akan muncul bila kita senantiasa melihat orang-orang yang lebih rendah taraf kehidupannya dari kita, baik dalam segi harta kekayaan, kesehatan, rupa, pekerjaan dan pendidikannya. Rasa syukur itu selain mendatangkan ketenangan jiwa, juga akan mendapat ganjaran dari Allah Ta'ala.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya: "Siapa yang tidak bersyukur dengan pemberian yang sedikit, dia juga tidak akan bersyukur dengan pemberian yang banyak. Siapa yang tidak mensyukuri manusia, berarti dia juga tidak mensyukuri Allah. Memperkatakan nikmat Allah adalah tanda syukur, dan mengabaikannya adalah kufur. Berjamaah itu dirahmati, sedangkan berpecah belah itu mengundang azab." (Hadis Riwayat Ahmad dalam Musnad Ahmad)
4. Menjaga hubungan silaturrahim.
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang memerlukan muamalah sesama manusia, untuk saling membantu sesama mereka. Berbagai keperluan hidup tak mungkin diperolehi tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu, di dalam hadist Rasulullah SAW diperintahkan untuk tetap menjalin hubungan silaturrahim, sekalipun terhadap orang yang melakukan permusuhan.
Rasulullah SAW juga pernah bersabda bahwa silaturahim dapat memanjangkan umur dan memurahkan rezeki. Hubungan yang baik di dalam keluarga, maupun dengan tetangga akan mendatangkan ketenangan, kedamaian dan kemesraan. Hubungan yang baik itu juga akan menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Rasulullah SAW bersabda yang artinya, "Barangsiapa menjamin untukku satu perkara, aku jamin untuknya empat perkara. Hendaklah dia bersilaturahim (menjalinkan hubungan baik) niscaya keluarganya akan mencintainya, diperluas baginya rezeki, ditambah umurnya dan Allah Ta'ala memasukkannya ke dalam Surga."(Hadis Riwayat Ar-Rabii)
5. Banyak mengucapkan kalimat "la hawla wa la quwwata illa billah" dan berdzikir kepada Allah.
Sumber ketenangan jiwa yang hakiki adalah bersumberkan dari Allah Ta'ala. Oleh karena itu, hendaklah kita selalu menghubungkan hati dengan Allah Ta'ala dalam semua keadaan, baik dalam keadaan senang maupun susah. Perbanyaklah berdzikir dan membaca kalimat-kalimat Allah. Hubungan yang terjaga dengan kuat kepada Allah Ta'ala akan membuat jiwa seseorang menjadi tenang, tak mudah diganggu oleh siapapun, apabila hati sentiasa mengingat Allah maka setan akan sulit untuk dapat mempengaruhi hati dan fikiran kita.
6. Mengatakan kebenaran walaupun itu pahit didengar.
Hidup ini harus dijaga agar senantiasa berada di atas jalan kebenaran. Pelanggaran terhadap kebenaran akan mendatangkan kegelisahan. Ketenangan jiwa akan terbina apabila kita tidak melanggar nilai-nilai kebenaran. Namun sebaliknya, pelanggaran terhadap kebenaran akan berpengaruh terhadap ketenangan jiwa. Lihat saja orang-orang kerap berbuat maksiat, kehidupannya dipengaruhi kegelisahan dan hati yang tidak tenang.
7. Sentiasa berlapang dada terhadap perbuatan yang tidak baik dari orang lain karena Allah.
Salah satu faktor yang membuat jiwa seseorang tidak tenang karena selalu mengambil perhatian dari kecaman/perkataan orang lain terhadap dirinya. Sedangkan seseorang akan memiliki pendirian yang kuat jika berpegang teguh kepada prinsip-prinsip yang datang dari Allah yaitu Islam sebagai cara hidup.
8. Tidak meminta-minta kepada orang lain.
"Tangan di atas (memberi) lebih mulia dari tangan di bawah" adalah motivasi terbaik untuk setiap mukmin agar bisa hidup mandiri. Hidupnya tidak bergantung dan meminta-minta kepada orang lain, kerana jiwanya akan kuat dan sikapnya lebih berani dalam menghadapi kehidupan. Namun sebaliknya, orang yang selalu meminta-minta menggambarkan jiwa yang lemah. Hal ini tentu membuat jiwanya tidak tenang.
9. Menjauhkan diri dari berhutang.
Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW dengan tegas mengatakan yang artinya: “Janganlah engkau jadikan dirimu ketakutan setelah merasakan keamanan!”, (Para sahabat) bertanya:" Bagaimana boleh terjadi seperti itu!", beliau menjawab:" Karena hutang”.
Begitulah kenyataanya, orang yang berhutang akan senantiasa bimbang dan risau, kerena ia akan didatangi oleh orang yang memberi hutang kepadanya. Inilah salah satu faktor yang membuat banyak orang mengalami tekanan jiwa.
10. Selalu berfikiran positif.
Mengapa seseorang mudah stress dan jiwa tak tenang? Salah satu faktornya kerena ia selalu berfikiran negatif. Selalu mencela dan menyesali kekurangan yang ada dalam dirinya. Padahal, setiap diri manusia diberikan oleh Allah Ta'ala berbagai kelebihan. Ubahlah fikiran negatif yang ada menjadi fikiran yang positif. Ubahlah perasaan keluh kesah yang membuat muka selalu berkerut, lemah badan dan kecewa dengan ucapan yang mengembirakan. Ucapan yang mengembirakan akan membuat kita mudah tersenyum, jiwa menjadi lebih bersemangat. Bukankah di balik kesulitan dan kegagalan ada hikmah yang boleh jadi pelajaran? Dan bukankah dibalik kesulitan ada kemudahan?. Semua perlu latihan dan istiqomah agar bisa menjadi manusia yang memiliki hati yang tenang. disamping itu, selalu berdoa kepada Allah agar hati ini selalu terjaga untuk mengingat-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Komentar

  1. Wynn Palace Hotel & Casino - KTM Hub
    Wynn Palace is a shimmering gold-coloured hotel with stunning décor 하남 출장샵 and 포항 출장마사지 elegant 서귀포 출장샵 décor. 광양 출장안마 The lavish casino features 거제 출장샵 an Egyptian-themed

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Esai Tentang Islam sebagai rahmatan lil-alamin

PERAN STRATEGIS “YOUTH HALAL TOURISM ZONE” DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL